Sedikit pelajaran dibalik kemacetan
Pagi ini saya berjalan kaki sedikit untuk melewati macet di jalan menuju ke kantor. Menganalisa keadaan sekitar sudah menjadi hobi saya kalau saya sedang sendiri. Saya melihat ke arah mobil mobil yang mengantri di jalan raya, lalu kearah motor-motor, lalu ke arah pengemudi nya, lalu ke bis-bis, lalu memutuskan untuk tidak memikirkan tentang solusi masalah kemacetan, setidaknya untuk pagi ini. Lalu saya menemukan hal wajar yang membuat saya belajar
Saya melihat ke arah dua mobil diantara banyak mobil. 1 mobil di depan mobil lainnya. Yang depan kelihatan seperti mobil pick up box, yang belakang sepertinya mobil APV biru. Pada saat itu, saya sambil berjalan dan melihat kedua mobil tersebut, lalu tiba-tiba mobil APV biru mundur ! saya sempat kaget dan otak saya pun berpikir dengan cepat untuk memproses hal yang kelihatannya tidak wajar tersebut. beberapa detik kemudian, saya sadar, kalau ternyata adalah mobil pick up yang maju ke depan. Pasti mobil pick up itu maju bersamaan dengan mobil lain di arah pandang saya ke arah mobil pick up tersebut, dan pasti APV biru itu diam, sehingga terlihat mundur.
Hal yang biasa terlihat seperti nya.
Namun otak saya dengan cepat menganggap ini sebagai analogi, sebuah kegatan yang sering dilakukan oleh nya kalau melihat suatu kejadian yang sederhana tapi mendasar.
Bisa saja kalau kita merasa mengalami kemunduran, sebenarnya bukan kita yang mundur, melainkan orang sekitar kita yang mengalami kemajuan. Untuk saya, itu dua hal yang sangat berbeda. jika kita memang mengalami kemunduran, harus segera ditangani. Berbeda dengan jika orang lain yang mengalami kemajuan, kita tidak boleh merasa kita ketinggalan dan sedih karena nya. Melainkan kita harus menyusun strategi supaya kita juga maju.
anak kecil adalah contoh yang baik. Ketika satu berlari, yang lain akan mulai berlari juga mengejar nya. Pola seperti ini harus kita terapkan dalam mindset kita. Tentunya semua orang berlari dengan cara nya masing-masing.
Dirimu punya tolak ukur mu sendiri. Jangan biarkan orang lain menentukan tolak ukur mu.
Oleh Satu Cahaya Langit
terkadang memang kita ngerasa stagnant.. tapi jangan lupa bahwa mobil APV itu kalo maju lebih cepat dari pick up akan menubruk pick up itu… sama spt kita…kita haru maju tapi bukannya jadi ambisius yang berlebih sehingga melukai yg lain dan diri sendiri.
dan tidak sering kita memang perlu diam/stagnant sebentar… untuk memikirkan strategi berikutnya ataupun untuk memberikan kesempatan untuk yg lain untuk maju… hanya sebentar…
and yes… the best teacher about life are the kids… like what i noted in my blog:
http://chaotic-psycosis.blogspot.com/2010/08/be-child-n-be-happy.html
silahkan dibaca bila ada waktu 😀
tentu saja pengemudi pintar tidak akan membiarkan mobilnya menabrak mobil lain , walaupun dengan kecepatan tinggi sekalipun. menurut gw, masih bisa kita memiliki ambisi besar tanpa melukai siapapun.
ambisi di interpretasi sejalan dengan passion, di otak gw.
gw udah mampir ke sana =)
blog lo yg ini apa yg box of something itu sih