beasiswa untuk anak anak yang memerlukan ? kenapa tidak !
sabtu kemarin, saya mengunjungi satu lapak pemulung di daerah Cikoko Timur, Pancoran. dalam rangka mencari sasaran target untuk project baksos saya. saya menemukannya. juga menemukan Pak Purnomo, pemulung yang saya temui seminggu lalu di dekat kantor saya. saya meminta alamat lapak pada nya.
di tempat itu, Pak Purnomo kalah aktif berbicara dibandingkan dengan Ibu Halimah, pemulung lain yang tinggal di lapak itu. Ibu itu bercerita, kalau ia punya 2 anak perempuan yang masih SMA.
” Dia pengen banget sekolah. saya udah ngelarang sekolah padahal, tapi dia masih mau aja. katanya mau jadi jurnalis ” ,si Ibu Halimah bercerita.
there you go. saya suka statement itu. jujur, dan didalam sana, saya menemukan kesempatan untuk menolong yang bermanfaat. saya langsung bertanya, ” Kenapa ibu melarang sekolah ? ” , ini pertanyaan yang pasti ingin ditanya semua pemerhati orang miskin. jawabannya sudah bisa diduga ya.
” Ya kan ibu ga mampu bayar uang spp nya.220 ribu tiap bulan ” katanya lagi, sambil menyebutkan nama SMA swasta nya yang saya kurang ingat.
saya membawa banyangan semangat si anak ibu Halimah sampai malam hari. ketika Tarawih, pikiran saya menemukan satu gagasan menarik. berawal dari pertanyaan, ” Apa bisa orang biasa yang masih bergantung pada gaji bulanan seperti saya, memberi beasiswa kepada anak si ibu Halimah ? ” , otak saya langsung mem-Bisa-kan.
berikut rincian gagasan saya, point by point.
1. Saya mencari beberapa orang untuk ikut berdonasi. karena, kalau hanya 1 bulan SPP sih saya mampu. tapi 6 bulan, 12 bulan, mungkin tidak mampu. jadi kenapa tidak mengundang teman teman yang lain. dengan sedikit komitmen.
2.Saya, dan misalnya, ada 5 orang lain yang ingin berdonasi. akan bergantian membayar SPP si anak. misalnya saya membayar SPP bulan Januari, si Berry bulan februari, Chika bulan maret, Dennis bulan April, Emma bulan Mei, Firda bulan Juni. lalu saya lagi, membayar bulan Juli. dan seterusnya. semakin banyak orang yang ikut dan komit, akan semakin ringan terasanya.
3. Pemilihan anak tentu nya harus di seleksi juga. beberapa kriteria yang ada di pikiran saya adalah : berprestasi, bersemangat, dan tidak mampu. untuk prestasi, kita bisa liat raport nya. bisa juga, pada pembagian raport, jika berprestasi, boleh submit pada kita, lalu kita seleksi, jika valid, semester berikutnya akan kita bayarkan SPP nya.
4. pembayaran SPP adalah langsung via pihak sekolah. saya dan grup charity saya, Indocharity (ICHI) punya policy (ketentuan) untuk tidak memberi bantuan uang tunai.
5. kenapa kita harus melakukan ini ? karena kita peduli terhadap saudara-saudara kita yang ingin sekolah, tapi tidak mampu. karena kita ingin membantu mengurangi kemiskinan sekaligus membantu pendidikan rakyat miskin, demi bangsa kita.
mungkin segitu dulu penjelasan rencana saya. jika ada 5 orang saja. saya akan mulai project ini. tertarik ?
udah 1 tahun ini gw dan beberapa teman juga mengadakan beasiswa semacam ini. tapi masih di lingkungan rumah aja. baru beberapa anak yang terbantu.
selama ini teknis pemberian bantuannya masih dalam bentuk uang tunai untuk membayar SPP tiap bulan.
dana dikumpulkan ke 1 orang (koordinator) dari beberapa temen2 donatur untuk program beasiswa pendidikan ini. rencana kedepannya sih mau lebih banyak anak2 yang putus sekolah atau terancam putus sekolah bisa ngelanjutin lagi sekolahnya.
untuk media promosi sendiri baru lewat group di facebook (GapaiCita), tapi sekarang kurang aktif karena pengurusnya juga lagi pada sibuk kerja.
bisakah program ini kita gabung?
-dharto-
setelah kita komen2an di FB, kan gw sadar klo program kita sedikit berbeda. tapi setelah gw pikir2 lagi, tetep bisa juga kita gabungin kok. disana udah ada anak2 nya, mungkin dr gw jg akan nambah anak2nya klo ktemu. tapi tetep, dari sisi gw, akan minta fix payment. ke donatur2 gw. gitu bisa kan win ?
contoh lo uda ada 5 anak yg mau di bayarin. di gw ada 12 donatur. 12 donatur gw, akan ambil 1 anak dari list kita bersama, untuk dibayarin SPP bulanannya. gitu bs kan ?
Ikutan tu, ayo kita bantu anak2 yang niat sekolah tapi ga mampu untuk sekolah…Jujur gw paling ga seneng ngeliat keadaan bahwa yang kaya makin pintar tapi yang kurang mampu sedikit lambat pintarnya karena hal2 yang sebenarnya lebih kepada kurang beruntung. Benar juga strategi loe, kalau kita bayar 1,2,3 atau bahkan 10 anak tiap bulan mungkin agaka berat, karena selain gaji gw masih relatif kecil gw juga punya banyak tanggungan. Tapi selalu ada jalan untuk berbuat kebaikan. Jadi kalau bisa kita gabung, ok lah.
Anyway mau tanya, itu yang comment sebelum gw Dharto Windarto bukan? 😀 hehe
ayo riel. jadi dengan lo, udah ada…. sekitar 5 orang yang mau ikut. sip lah. iya itu windarto. gw boleh minta nomor hp lo riel ? jd enak ngobrol nya
ada bro, tapi mau cabut nih gw, temen kantor gw suaminya meninggal mau cabut hehe…bisa kirim ke inbox fb gw ga no tlp sama pin bb loe bro? biar enak ngobrolnya…
sent ! ^_^
Bro jgn lupa kabar2i ya klo ada update